narasumber : Ditta Widya Utami, S. Pd,. Gr.
Menjadi
penulis sebenarnya tidak sesulit yang dipikirkan. Kita hanya perlu mencoba
menuangkan ide atau inspirasi yang ada di kepala kita. Inspirasi menulis dapat
diperoleh dari pengalaman, referensi bacaan, kejadian sekitar, imajinasi atau
keinginan yang kita dambakan. Namun, sering kali kita tidak mendapatkan
inspirasi dalam menulis. Rasanya buntu dan tak tahu harus memulai menulis apa.
Ini
juga yang saya alami beberapa hari ini. Saat ini saya mengikuti tantangan Om
Jay untuk menulis setiap hari selama 2 bulan. Tetapi akhir-akhir ini saya susah
sekali mencari ide menulis. Kadang laptop hanya saya pandangi bermenit-menit
bahkan berjam-jam lalu saya matikan lagi, karena ide yang tak kunjung datang.
Setelah saya baca-baca dari internet, ternyata masalah ini memang kerap dialami
para penulis, baik yang pemula maupun yang profesional sekalipun.
Kebetulan
sekali, materi pelatihan Belajar Menulis PGRI pertemuan ke-7 malam ini, membicarakan
tentang hal itu. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Pas banget dengan masalah yang
sedang saya hadapi. Maka begitu membaca judul materi malam ini, “Writer’s
Block” ,saya sangat antusias untuk mengikutinya.
Moderator
malam ini adalah ibu Raliyanti bersama narasumber hebat Ibu Ditta Widya Utami,
S. Pd., Gr. Setelah mempersilakan peserta mengisi link presensi, bu Rali mulai
memperkenalkan profil narasumber. Narasumber adalah seorang guru muda, cantik, dan
berprestasi asal Subang, Jawa Barat. Beliau adalah alumni BM PGRI angkatan 7. Profil
lengkap beliau telah dirangkum dalam tautan berikut https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html
Setelah menyapa
peserta pelatihan, narasumber mulai memaparkan materi.
Apa itu
Writer’s Block ?
Menurut Wikipedia, Writre's Block berarti keadaan saat
penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk
tulisannya.
Keadaan
ini bisa menyerang siapa saja. Orang yang sudah mempunyai komitmen tinggi untuk
menulis pun, kadang tak luput dari sindrom WB ini. Waktunya pun bervariasi,
bisa di awal, di tengah, maupun di akhir proses menulis.
Saat WB sedang menyerang, kita harus segera sadar dan mengambil tindakan. Jangan sampai WB menjangkit menjadi penyakit yang melekat dalam jangka waktu yang lama yang akhirnya bisa mengubur potensi kita menjadi penulis hebat.
Apa saja tanda-tanda WB?
Dimuat dalam laman https://blog.skillacademy.com/writers-block-adalah, tanda-tanda WB diantaranya :
- Kehilangan semangat menulis
- Susah fokus
- Mengalami kelelahan otak
- Merasa kehabisan ide
- Stres terus-menerus
Lalu apa penyebab WB?
1.
Mencoba topik dan metode
baru
Mencoba hal baru
memang menjadi tantangan tersendiri. Namun, ada kalanya hal ini membuat kita
kesulitan untuk mengembangkan tulisan karena kita belum terbiasa. Misal, kita
bisa menulis cerpen kemudian menulis artikel ilmiah, tentu akan canggung. Maka
untuk mengatasinya kita perlu mempelajari teknik dan banyak berlatih menulis,
agar kemampuan kita terasah.
2.
Stres
Stres biasanya
terjadi karena beban yang melebihi kapasitas sehingga menyebabkan kita merasa
jenuh. Saat stres membuat kita WB, sebaiknya kita rehat sejenak, jalan-jalan,
atau melakukan relaksasi supaya mood kita kembali lagi.
Upaya mengatasi
stres lainnya adalah dengan menulis itu sendiri. Dengan menulis ekspresif kita
bisa meluapkan perasaan kita dalam bentuk tulisan, sehingga menjadi self
healing bagi diri.
3.
Over perfeksionis
Kita tak perlu
takut tulisan kita kurang bagus atau pembaca tulisan kita tidak banyak. Karena
penulis hebat sekalipun kadang merevisi karyanya beberapa kali. Sikap terlalu
perfeksionis justru bisa membuat kita WB. Yakini setiap tulisan pasti memiliki
jodoh pembacanya masing-masing.
Nah, kalau sudah terjangkit WB, segera ambil tindakan
ya! Selain cara di atas, ada cara lain
yang bisa kita lakukan untuk mengatasi WB, apa saja? Yuk simak !
1.
Hindari hal-hal
yang mendistraksi
Kenali hal-hal yang bisa mendistraksi kita, misal HP maka simpan dulu HP kita, atau suasana yang ramai, maka kita perlu berpindah ke tempat yang lebih tenang, atau makanan, maka kita perlu jauhkan makanan dari pandangan kita.
2.
Perbanyak membaca
referensi
Dengan
membaca banyak referensi tentu akan menambah inspirasi dan motivasi kita agar
juga bisa berkarya seperti penulis lain.
3.
Membuat target
untuk diri sendiri
Dengan
membuat target dan berkomitmen untuk menepatinya, tentu akan mendorong kita
untuk tidak larut dalam WB ini, sehingga kita bisa kembali produktif.
Dengan mengetahui penyebab dan cara mengatasi WB, semoga kita bisa
terus produktif menulis dan tidak terperangkap dalam situasi kebuntuan yang
berkepanjangan.
Begitu menariknya materi
malam ini sampai tak sadar bahwa materi sudah selesai. Setelah mendapat materi
malam ini, saya jadi tahu bagaimana seharusnya mengatasi kebuntuan ide yang
saya alami ini. Besok saya yakin ide dan inspirasi untuk menulis akan mengalir
layaknya ait terjun “Grojogan Sewu” yang alirannya selalu deras terutama di
musim penghujan.
Wow dahsyat. Semoga selalu terus mengalir ide ide menulisnya yaaa
ReplyDeleteMksh bu Ditta.. Aamiin
DeleteKeren resumenya 👍😊
ReplyDeleteMksh bu Ovi, atas bimbingan bu Ovi, mentor hebat saya
Deletemantap dan sangat bermanfaat.
ReplyDeleteMksh bu Raliyanti
DeleteKeren
ReplyDeleteMksh Pak Ahmad
DeleteAyo Bu Sifa semangat dan sehat selalu dan sukses selalu
ReplyDeleteMksh Pak Rusmana
Deletebu Syifa selalu semangat dan kren. Sifa -siti fatimah. unik
ReplyDeleteMksh Pak Dail
DeleteLuar biasa bu resumenya...bisa mengeksplor referensi dari berbagai sumber...
ReplyDelete