Menulis di Kala Sakit
Resume ke-23
Gelombang 27
Tanggal : 14 Oktober 2022
Tema : Menulis di Kala Sakit
Narasumber : Suharto, M. Pd
Moderator : Raliyanti
Pertemuan demi pertemuan
telah terlewati dalam rangkaian kegiatan Belajar Menulis bersama PGRI di
gelombang 27 ini. Ada peserta yang semangatnya kian membara untuk segera
menerbitkan buku, tetapi mungkin ada juga peserta yang justru semangatnya
mengendur. Jika Anda salah satunya, jangan biarkan rasa itu menguasai Anda. Segera
tepis rasa malas itu jauh-jauh dan mari kembali bangkit. Saatnya kita
bergandeng tangan bersama untuk mewujudkan mimpi menjadi penulis dengan
melahirkan buku solo melalui kumpulan resume atau materi yang lain.
Pertemuan malam ini
sungguh sangat menginspirasi dan memotivasi peserta BM PGRI, khususnya saya
pribadi. Pertemuan malam ini menghadirkan Bapak Suharti, M. Pd sebagai
narasumber. Beliau adalah guru di MTsN 5 Jakarta yang sangat aktif menulis dan
telah melahirkan beberapa karya buku.
Cing Ato, begitulah
beliau biasa disapa, memiliki semangat yang luar biasa dalam menulis. Awal Cing
Ato menulis adalah tatkala beliau ingin memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat.
Berbagai pelatihan Cing Ato ikuti, bahkan rela meninggalkan istri dan buah hati
karena harus mengikuti pelatihan di tempat yang jauh dari rumah. Selain
berkorban waktu, biaya yang harus dikeluarkan juga tidak sedikit. Namun, karena
kemauan yang tinggi dari Cing Ato, segala halangan tidak menghentikan semangat
untuk terus belajar agar bisa menulis dengan baik dan benar.
Hingga suatu hari, Cing
Ato terserang penyakit yang langka yang membuatnya tak bisa bergerak bahkan
sulit bernapas hingga harus dibantu dengan ventilator. Keadaan Cing Ato yang
lumpuh membuatnya harus dirawat selama 1 bulan 13 hari di ruang ICU. Badannya
yang tadinya segar dan gagah, saat itu tinggallah kulit dan tulang. Hingga
banyak yang pesimis akan kondisi beliau. Selanjutnya Cing Ato dipindah ke ruang
HCU selama hampir 3 bulan.
Di ruang HCU, Cing Ato
selalu menggunakan ventilator sebagai alat bantu pernapasan Hingga suatu waktu
ventilator tersebut rusak. Dari rusaknya ventilator ini, ternyata membuktikan
bahwa Cing Ato bisa lepas dari ventilator. Akhirnya Cing Ato diperbolehkan
pulang, tetapi masih dalam kondisi sakit dan belum bisa bergerak. Hampir satu
tahun Cing Ato hanya berbaring di tempat tidur. Jenuh, bosan, dan hampir
stress, itulah yang dirasakan Cing Ato saat itu.
Saat itu Cing Ato mendengar
suara HP istrinya yang tertinggal di rumah. Cing Ato meminta asisten rumah
tangganya untuk meletakkan HP tersebut di dada. Ternyata Cing Ato bisa
menyentuh HP. Dari sinilah Cing Ato kembali bersemangat untuk bisa menuliskan
kisah-kisahnya di media sosial, yaitu Facebook. Senin-Jumat beliau menulis
motivasi. Sabtu dan Minggu untuk menulis apa yang sedang dialami dan dirasakan.
Kondisi Cing Ato sebelum sakit |
Kondisi Cing Ato saat awal sakit |
Kondisi Cing Ato saat sakit |
Dari tulisan-tulisan Cing
Ato banyak yang mengapresiasi. Bahkan Om Jay pun menghubungi Cing Ato dan
mengajak mengikuti BM PGRI Gelombang 8. Cing Ato pun mengiyakan ajakan Om Jay. Meski
tidak lulus di gelombang 8, namun materi-materi pelatihan selalu disimpan di
blog dan wordpress. Akhirnya resume kelas BM Gelombang 8 berhasil dibukukan
oleh Cing Ato.
Dalam keadaan sakit, Cing
Ato berhasil menerbitkan 2 buku yang berjudul “GBS Menyerangku” dan “Menuju
Pribadi Unggul: Seni Menata Diri”. Dari dua karya ini akhirnya Cing
Ato secara estafet melahirkan krya-karya
yang lain, seperti buku motivasi, memor, cerpen, novel Betawi, buku panduan
menulis, dll. Saat ini sedang menunggu terbit buku ke-13 dan 14, yaitu “Catatan
Harian Sang Guru” dan “Catatan Harian Guru Blogger Madrasah”.Buku Karya Cing Ato Buku Karya Cing Ato
Cover yang didesain sendiri oleh Cing Ato |
Cover yang didesain sendiri oleh Cing Ato |
Cing Ato menjelaskan
hikmah yang beliau rasakan dengan tetap menulis di kala sakit, yaitu :
1. Kedatangan
para Youtuber
2. Mendapatkan
penghargaan “Pahlawan Pendidikan” dari Bang Japar Jakarta.
3. Menjadi
Narasumber Pelatihan Menulis di Komunitas Belajar Menulis di KSGN PGRI.
4. Mempunyai
banyak teman baru.
5. Menginspirasi
teman lain untuk menulis buku.
Dari kisah beliau dapat
kita ambil beberapa hikmah, diantaranya :
1. Sakit
bukanlah halangan untuk kita tetap menulis.
2. Inspirasi
menulis dapat berasal dari kisah yang kita alami.
3. Tidak
ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak, tetap optimis dan yakin
akan pertolongan Allah.
4. Berusaha
untuk selalu menebar kebaikan melalui tulisan kita.
5. Tetap
bersabar akan ujian yang Allah berikan dan mencoba mengisi setiap waktu dengan
hal yang positif.
Demikian
resume pertemuan malam ini, sungguh sangat malu rasanya bila kita dalam keadaan
sehat, merasa malas dan tidak menulis hanya karena tidak mendapatkan ide atau
inspirasi, padahal inspirasi dan ide menulis dapat kita peroleh dari pengalaman
hidup atau kisah hidup kita. Semoga resume ini dapat menginspirasi dan
bermanfaat bagi pembaca sekalian.
MasyaAlloh keren Bu ..dan lengkap resumenya ✊😍
ReplyDeleteMksh bu Astukah
DeleteResume yang luar biasa, ibu ayo nulis lagi di Kompasiana
ReplyDeleteMksh Pak Ahmad.. Ya Pak Ahmad, InsyaAllah, msh WB nih hee
DeleteKisah tentang cing atho
ReplyDeleteMasih sellau membuat haru
Meski berkali-kali mendengar dan membaca