Mengenal Penerbit Indie
Resume ke-17
Gelombang 27
Tanggal : 28 September 2022
Tema : Mengenal Penerbit Indie
Narasumber : Mukminin, S. Pd., M. Pd
Moderator : Helwiyah
Sumber : WA Group Belajar Menulis Gel 27 |
Apakah
Anda suka menulis? Atau mungkin sudah memiliki naskah tulisan dan ingin
menerbitkannya? Bila iya, sebaiknya anda membaca resume saya ini, hasil belajar
dari kelas Belajar Menulis bersama PGRI di angkatan 27. Karena materi malam ini
berjudul “Mengenal Penerbit Indie”.
Pertemuan
kelas malam ini dipandu seorang moderator hebat bernama Ibu Helwiyah. Beliau
mengawali kelas dengan berpantun ria. Kemudian memperkenalkan diri bahwa
beliau adalah alumni BM gelombang 20. Bu Helwiyah memberikan sebuah kalimat
yang memotivasi yang cuplikannya sebagai berikut “Ucapkan dan tuliskan yang ada
dalam fikiran. Publikasikan dan bukukan apa yang sudah ditulis, agar banyak
orang yang dapat membacanya.”
Adapun narasumber
malam ini yaitu Bapak Mukminin, S. Pd, M. Pd atau akrab disapa Cak Inin. Beliau
adalah guru PNS di SMP I Kedungpring Lamongan kelahiran 6 Juli 1965. Menjadi
direktur penerbit buku Kamila Press, Lamongan dan menjadi Founder dan
narasumber di Pelatihan menulis buku ber-ISBN yang saat ini sudah berjalan 7
gelombang. Beliau adalah alumni BM gelombang 8 saat memasuki usia 55 tahun. Beliau juga sudah berhasil menerbitkan 6 buku
solo dan puluhan buku antologi. Profil lengkap narasumber dapat dibaca pada
link berikut : https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html.
Cak
Ini kemudian memulai kelas dengan menceritakan pengalaman menerbitkan buku
pertamanya dari hasil resume kelas BM PGRI selama 30 pertemuan. Buku tersebut
berjudul “Jurus Jitu Menjadi Penulis Andal Bersama Pakar”. Buku yang ditulis
dengan sepenuhh hati tersebut kini sudah terjual hampir 500 eksemplar. Keren
Cak!
Sumber : WA Group Belajar Menulis Gel 27 |
Cak
Inin juga menyampaikan bahwa pada zama sekarang ini semua orang bisa menulis,
apalagi sebagai guru. Kita dapat menuliskan pengalaman inspiratif kita dan
menerbitkannya menjadi buku, sehingga bermanfaat bagi pembaca. Untuk bisa
terlatih menulis memang butuh ketekunan, perjuangan, dan motivasi yang kuat
agar tidak goyah di tengah proses menulis.
Berikut
beberapa motivasi yang dikutip Cak Inin:
1. "Semua
orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan
dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib
2. "Kalau kamu bukan anak raja dan engkau
bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali
Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan
Buku yang Tepat :
1. Prawriting
a. Diawali
dengan mencari ide melalui kepekaan terhadap sekitar (pay attention)
b. Kretatif
menangkap fenomena dan menuangkan ide menjadi tulisan yang menarik
c. Membaca
banyak buku
2. Drafting
Menulislah dengan cara menuangkan seluruh ide sesuai minat dan passion. Kemudian cobalah merangkai kata, lengkapi dengan majas dan ekspresi yang menarik pembaca.
3. Revisi
Setelah naskah selesai, lakukan revisi dengan menambahkan atau membuang bagian tertentu.
4. Editing/Swasunting
Editing dimaksudkan untuk memperbaiki ejaan dan tanda baca. Pada tahap ini bisa dilakukan sendiri atau oleh editor pilihan kita. Untuk bisa melakukan editing tentunya perlu mengetahui aturan yang berlaku sesuai KBBI dan PUEBI.
5. Publikasi
Setelah yakin dengan naskah yang dibuat, maka langkah selanjutnya yaitu menerbitkan buku/publikasi. Nah, penerbit mana yang kira-kira akan dituju? Bagi penulis pemula, kita dapat menertbitkan buku pada penerbit independen, diantaranya : Oase, Gamala, YTPD, dan Kamila Press Lamongan.
Sebelum menerbitkan
buku, kita juga harus tahu tentang penerbit. Penerbit sendiri terdiri dari 2
jenis yaitu penerbit mayor dan penerbit indie. Berikut perbedaan penerbit mayor
dan penerbit indie.
1.
Jumlah
cetakan
ü Penerbit
mayor : minimal 1000-3000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku
ü Penerbit indie : sesuai pesanan untuk dijual secara mandiri melalui berbagai media sosial.
2.
Pemilihan
Naskah yang diterbitkan
ü Penerbit
mayor : melalui tahap seleksi yang ketat, melihat potensi pasar, tinggi tingkat
penolakan, buku benar-benar harus laku di pasaran.
ü Penerbit
indie : tidak ada penolakan naskah selama layak, tidak melanggar undang-undang
hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, tidak mengandung unsur SARA dan
pronografi.
3.
Profesionalitas
ü Penerbit
mayor: Profesionalitas tinggi dengan didukung SDM yang andal.
ü Penerbit
indie : profesionalitas antar penerbit bisa berbeda-beda, maka sebagai penulis
harus jeli memilih penerbit indie yang benar-benar profesional.
4.
Waktu
penerbitan
ü Penerbit
mayor : umunya porses seleksi naskah memakan waktu 1-3 bulan. Waktu penerbitan
tidak bisa ditentukan, tergantung uturan prosedur. Mekanisme pendistribusian
juga tidak dapat dipastikan jangka
waktunya.
ü Penebit
indie : proses penerbitan dalam hitungan minggu agar bisa seegera
didistribusikan.
5.
Royalti
ü Penerbit
mayor : kebanyakan mematok royalti 10% dari total penjualan. Dikirim kepada
penulis setelah periode tertentu atau setalah 3-6 bulan.
ü Penerbit
indie : umunya 15-20% dari harga buku. Pendistribusian oleh penulis secara
mandiri.
6.
Biaya
Penerbitan
ü Penerbit
mayor : gratis biaya, ditanggung oleh penerbit.
ü Penerbit
indie : berbayar sesuai aturan pada masing-masing penerbit.
Nah,
salah satu penerbit indie yang bisa menjadi referensi dalam menerbitkan buku
adalah CV Kamila Press Lamongan. Adapun
syarat penerbitan naskah di Kamila Press Lamongan yaitu sebagai berikut :
1. Kirim naskah lengkap mulai judul,
kata pengantar, daftar isi, naskah daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis
dengan fotonya dan sinopsis
2. Kertas A5 ukuran 14,8 x 21 cm, spasi 1,15
ukuran font 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm.
Gunakan huruf Arial, calibri atau
Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke email gusmukminin@gmail.com atau kamilapresslamongan24@yahoo.com.
Fasilitas yang diperoleh : dibuatkan
cover buku, layout, edit, sertifikat penulis buku, PO buku. Dapat buku ISBN
sesuai pesanan. Cetak 10 dapat 10 buku, 2 buku dikirim ke PERPUSNAS dan menjadi
tanggung jawab Kamila Press.
Sumber : WA Group Belajar Menulis Gel 27 |
Setelah paparan dari narasumber masuk
beberapa pertanyaan dari peserta. Berikut
rangkuman pertanyaan dan jawaban dari narasumber :
1. Naskah
yang dikirim tidak boleh mengandung unsur SARA, artinya tidak menjelek-jelekkan
agama lain, jika berisi ajaran agama tertentu maka boleh saja.
2. Setiap
penerbit memiliki aturan masing-masing, maka setelah menentukan penerbit yang
dituju, sesuaikan naskah dengan aturan penerbit.
3. Untuk
ISBN, mulai April 2022, pemerintah membatasi ajuan ISBN, sehingga tidak setiap
buku yang terbit akan ber-ISBN. Namun, buku yang tidak ber-ISBN bukan berarti
buku tersebut tidak berkualitas.
4. Untuk
penerbit indie maka penulis memasarkan secara mandiri buku terbitannya.
5. Naskah
yang dimiliki sebaiknya jangan dikirim ke penerbit indei dan mayor sekaligus.
Bila ingin mencoba sebaiknya ke penerbit mayor dulu, ditunggu sampai 3 bulan,
bila tidak dihubungi kemungkinan naskah tidak lolos cetak, maka bisa diterbitkan
di penerbit indie.
Demikian resume dari materi pada pertemuan malam ini. Semakin hari, semakin terbuka wawasan mengenai
menulis hingga menerbitkan buku. Rasanya sangat beruntung saya masuk di kelas
BM asuhan Om Jay ini. Semoga Om Jay dan semua tim
mendapat keberkahan dan kemudahan.
Kemudian bagi
peserta dan pembaca sekalian yang sudah memiliki naskah atau yang belum memiliki naskah semoga segera bisa mewujudkan cita-cita untuk menerbitkan buku.
Sehingga dapat mengabadikan kumpulan buah fikiran secara tertulis dan tersusun
rapi serta bisa menebarkan manfaat yang lebih banyak bagi sesama.
Mantab. Smgt utk diterbitkan jadi buku
ReplyDeleteMksh Cak Inin atas ilmunya semoga mendapatkan pahala dr Allah SWT
DeleteResume lengkap dan lebih rapi penulisannya
ReplyDelete